Selasa, 17 Januari 2012

Setting Static IP Address di Linux Debian

Bagaimana Cara setting IP Address di Linux Debian?

Konfigurasi IP Address bagi komputer yang terhubung dengan network sangatlah penting, baik jaringan lokal(intranet) maupun internet. Disini beda operating sistem yang digunakan tentunya berbeda pula cara konfigurasinya, nah pada tulisan ini saya akan menjelaskan tentang bagaimana caranya setting ip addres pada Linux Debian.

Berikut ini cara-cara untuk mensetting Linux Debian.
Konfigurasi interface secara manual bisa menggunakan perintah:
ip
atau
ifconfig
Untuk mengetahui konfigurasi yang sudah ada masukkan perintah:
ip address show
dan outputnya (bisa berbeda tiap komputer):
1: lo:  mtu 16436 qdisc noqueue
link/loopback 00:00:00:00:00:00 brd 00:00:00:00:00:00
inet 127.0.0.1/8 scope host lo
inet6 ::1/128 scope host
valid_lft forever preferred_lft forever
2: eth0: mtu 1500 qdisc pfifo_fast qlen 100
link/ether 00:19:d1:2a:ba:a8 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
inet 192.168.2.1/24 brd 192.168.2.255 scope global eth0
inet6 fe80::219:d1ff:fe2a:baa8/64 scope link
valid_lft forever preferred_lft forever
3: ra0: mtu 1500 qdisc pfifo_fast qlen 1000
link/ether 00:17:9a:0a:f6:44 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
inet 192.168.1.106/24 brd 192.168.1.255 scope global ra0
inet6 fe80::217:9aff:fe0a:f644/64 scope link
valid_lft forever preferred_lft forever
4: ppp0: mtu 1496 qdisc pfifo_fast qlen 3
link/ppp
inet 10.1.3.103 peer 10.0.31.18/32 scope global ppp0
atau gunakan perintah:
ifconfig -a
dan outputnya kurang lebih sebagai berikut (dan juga bisa berbeda dengan komputer Anda):

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:D1:2A:BA:A8
inet addr:192.168.2.1 Bcast:192.168.2.255 Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe2a:baa8/64 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:15819 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:27876 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:100
RX bytes:1695948 (1.6 MB) TX bytes:40399983 (38.5 MB)
Base address:0x1000 Memory:93180000-931a0000

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:11943 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:11943 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:7024449 (6.6 MB) TX bytes:7024449 (6.6 MB)

ppp0 Link encap:Point-to-Point Protocol
inet addr:10.1.3.103 P-t-P:10.0.31.18 Mask:255.255.255.255
UP POINTOPOINT RUNNING NOARP MULTICAST MTU:1496 Metric:1
RX packets:34922 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:15764 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:3
RX bytes:50535608 (48.1 MB) TX bytes:1256881 (1.1 MB)

ra0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:17:9A:0A:F6:44
inet addr:192.168.1.106 Bcast:192.168.1.255 Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::217:9aff:fe0a:f644/64 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:73809 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:31332 errors:1 dropped:1 overruns:0 carrier:0
collisions:27 txqueuelen:1000
RX bytes:61373519 (58.5 MB) TX bytes:5007190 (4.7 MB)
Interrupt:20
Informasi diatas menunjukkan konfigurasi ip addres dikelompokkan berdasarkan interfacenya. Pada contoh diatas terdapat 4 interface yaitu :
  • lo : loopback interface, digunakan untuk mengakses local service seperti proxy dan webserver http://127.0.01/
  • eth0 : Interface ethernet yang pertama yang terhubung pada switch atau router.
  • ra0 : Interface wireless yang pertama.
  • ppp0 : Point to point Interface, digunakan untuk koneksi VPN atau dial up

Task : Device/ Interface Statistics
Untuk mengetahui statistik dari masing-masing interface dapat digunakan perintah:
$ ip -s link show interface-name
misalnya:
$ ip -s link show eth0
$ ip -s link show ppp0
output yang dihasilkan kurang lebih sebagai berikut :

4: ppp0: mtu 1496 qdisc pfifo_fast qlen 3
link/ppp
RX: bytes packets errors dropped overrun mcast
50537336 34946 0 0 0 0
TX: bytes packets errors dropped carrier collsns
1257745 15776 0 0 0 0
Mengubah Konfigurasi Interface
Konfigurasi interface anda harus login sebagai root, atau gunakan perintah su pada terminal kemudian masukkan password root nya.

Sebagai cotoh jika ingin mengubah konfigurasi ip address pada interface eth0 dapat digunakan dengan perintah:
ip address add 192.168.1.100/24 brd + dev eth0
Perintah tersebut berarti memasukkan ip 192.168.1.100 pada interface eth0 dengan subnetmask 255.255.255.0 ,opsi brd + tersebut berarti bahwa broadcast otomatis ditentukan dengan network mask.

Selain perintah diatas, dapat juga menggunakan perintah:
ifconfig eth0 192.168.1.100 netmask 255.255.255.0 up
Menghapus/Menonaktifkan IP Address Pada Salah satu Interface
Untuk menghapus ip address dapat digunakan perintah:
ip address del 192.168.1.100 dev eth0
atau
ifconfig eth0 down
Menyimpan Setting pada file Konfigurasi
Untuk mengubah setting diperlukan untuk mengedit file /etc/network/interface dengan menggunakan editor seperti nano atau vi. Dengan cara ini konfigurasi tidak akan berubah meskipun sistem di reboot.

Konfigurasi Interface dengan IP Static
Buka file /etc/network/interface dengan user root:
vi /etc/network/interface
kemudian masukkan ip addressnya, seperti berikut :
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.2.10
netmask 255.255.255.0
Simpan dan tutup file tersebut.

Konfigurasi Interface dengan DHCP
Sama seperti konfigurasi IP static, edit file /etc/network/interface . Misalkan eth0 akan dijadikan DHCP maka edit file sebagai berikut:
auto eth0
iface eth0 inet dhcp
Simpan dan tutup file tersebut.

Stop dan Start Interface
Untuk menjalankan konfigurasi yang kita buat seperti dalam file /etc/network/interface ,maka perlu di restart konfigurasinya. gunakan perintah-perintah berikut untuk stop, start maupun restart interface.
/etc/init.d/networking stop
/etc/init.d/networking start
/etc/init.d/networking restart
Untuk enable interface gunakan perintah berikut pada interface yang diinginkan, misalnya eth0 maka:
ifup eth0
Untuk disable gunakan perintah:
ifdown eth0

Senin, 16 Januari 2012

Cara Install Linux Debian 6.0 Squeeze (Terbaru)

Debian 6.0 atau “Squeeze” telah resmi dirilis pada 6 Februari 2011.

Berbeda dengan distro Linux yang lain, distro yang mempunyai banyak turunan ini sangat mengutamakan kestabilan. Tak heran jika jarak rilisnya mempunyai rentang waktu yang sangat lama.

Nah, kali ini kami akan mencoba menjelaskan langkah-langkah instalasi Linux Debian 6.0 Squeeze ini.

Sebelum kita memulai langkah instalasi, persiapkan terlebih dahulu :
  1. Master Linux Debian 6.0 yang bisa anda download di sini (Format CD atau Format DVD).
  2. CD/DVD Repository (jika nantinya Anda ingin menginstal aplikasi pelengkap secara offline).
  3. Semangat, waktu dan dilengkapi dengan secangkir kopi berserta makanan kecil untuk menemani Anda pada proses penginstalan :)

LANGKAH INSTALASI :
  1. Burning image ISO Debian 6.0 yang telah Anda download pada sekeping CD/DVD. Anda juga dapat me-restore image ISO Debian 6.0 tadi pada USB flashdisk / hardisk external jika ingin menginstal tanpa menggunakan CD/DVD ROM/Drive.
  2. Setting BIOS agar dapat booting melalui CD/DVD ROM / USB flashdisk.
  3. Booting melalui CD/DVD Debian 6.0 / USB flashdisk.
  4. Pada screen Installer Boot Menu pilih Advance Options, tekan Enter.
  5. Pilih Alternative Desktop Environment. Pada Desktop Environment Menu pilih KDE (Anda juga dapat memilih LXDE atau Xfce sesuai selera).
  6. Pada screen KDE Boot Menu pilih Graphical Install untuk melakukan instalasi dalam mode grafis / GUI.
  7. Saran saya pada opsi Select Language ini, kita pilih saja English agar lebih mudah dalam pengaturan. Hitung-hitung sekalian mengasah kemampuan bahasa Inggris kita.
  8. Berikutnya, karena kita akan memilih Indonesia sebagai domisili kita, maka pada jendela Select your location pilih other, kemudian pilih Asia lalu pilih Indonesia.
  9. Kemudian pada Configure Locales pilih United States en_us.UTF-8.
  10. Untuk Configure Keyboard pilih American English.
  11. Tunggu beberapa saat hingga proses Load Installer Component dari CD/DVD selesai.
  12. Pada Configure the Network untuk Hostname biarkan sesuai defaultnya (debian). Untuk Domain name dikosongkan saja.
  13. Set up users and password untuk root password isikan password Anda dan ulangi lagi pada Re-enter password to verify.
  14. Untuk full name for the new user bisa Anda isikan sesuai nama lengkap anda. Disarankan tidak memakai tanda spasi untuk memisahkan nama depan dan nama belakang. Dan pada Username for your account isikan saja nama depan Anda agar lebih mudah diingat.
  15. Choose a password for the new user isikan password Anda tapi jangan sampai sama dengan password root, karena sebagai User nantinya kita juga bisa melakukan manajemen sistem tanpa harus Login sebagai root sehingga relatif lebih aman.
  16. Configure the Clock pilih Jakarta sebagai Time Zone. Atau bisa juga kota lain sesuai domisili Anda.
  17. Berikutnya merupakan langkah Partisi hardisk Anda, simak dengan baik agar tidak terjadi kesalahan yg fatal.
  18. Jika Anda menginstall Debian 6.0 ini sebagai OS tunggal pada komputer Anda, lebih baik Anda pilih Guided – use entire disk pada Partition methode.
  19. Bagi Anda yg menginginkan multiboot OS (banyak OS dalam 1 komputer) pilih Manual saja.
  20. Sebagai contoh disini kami mempunyai ruang hardisk sebesar 8,6 GB yg nantinya akan kita bagi yaitu 8GB untuk root (/) dan sisanya sebagai SWAP area. Maka yg harus dilakukan adalah :
  21. Klik pada FREE SPACE dan Continue.
  22. Pilih Create a New Partition untuk memulai proses partisi hardisk.
  23. Kali ini karena ruang hardisk yang kami punyai 8,6 GB maka untuk New partition size kami isi 8 GB.
  24. Pada Type for the new partition pilih Primary. Pada Location partition pilih Beginning.
  25. Berikutnya ubah Bootable flag menjadi On > Done setting up the partition > Continue.
  26. Untuk men-setting Swap pada sisa partisi hardisk, klik pada FREE SPACE.
  27. Create a new partition > Size biarkan saja sesuai dengan yg tertera. Type for new partition pilih Logical.
  28. Tips : Swap biasanya ditentukan sebesar 2x jumlah RAM yg anda pakai.
    Contoh : RAM yang saya gunakan sebesar 1 GB (1024 MB). Maka partisi Swap yg harus saya buat sebesar 2GB (2048 MB).
    Jika Anda mempunyai RAM lebih dari 2 GB, maka Swap cukup dialokasikan sebesar 2 GB saja.
  29. Untuk Use as : pilih Swap Area. Bootable flag : off dan Done setting up the partition.
  30. Nah, kini partisi Anda sudah siap, klik Finish partitioning and write changes to disk. Klik Yes pada Write the changes to disk?
  31. Waktunya menunggu proses instalasi base system dari Debian 6.0. Diminum dulu kopinya....
  32. Configure the packet manager > Scan another CD or DVD ? pilih Yes Jika Anda mempunyai paket repositorynya dan Klik No jika tidak.
  33. Use a network mirror ? ini merupakan pilihan mutlak bagi Anda yg tidak mempunyai paket repository. Klik Yes. Catatan : Anda harus sudah terhubung dengan Internet untuk mendapatkan paket repository ini.
  34. Pada Debian archive mirror pilih Indonesia, untuk FTP mirrornya silahkan pilih yang Anda sukai kali ini kami memilih server cdn.debian.net sebagai source list-nya.
  35. Pada Software Selection Anda dapat memilih aplikasi pelengkap yang Anda inginkan. Saran kami, karena nantinya Debian 6.0 ini hanya digunakan sebagai Desktop OS saja dan bukan sebagai server. Maka centang Graphical Desktop Environment, Laptop dan Standard system Utilities saja untuk memperlengkap aplikasinya.
  36. Dimakan dulu camilannya. Kita tunggu sampai proses install paket tersebut selesai. (he.he.he.he)
  37. Okey, proses instalasi aplikasi sudah selesai. Saatnya mengkonfigurasi GRUB.
  38. Pilih Yes, bagi Anda yang menggunakan Debian 6.0 sebagai OS tunggal.
  39. Alhamdulillah...... Installation Complete...!!
  40. Restart untuk mulai mengoperasikan.
  41. Pada Welcome Screen silahkan login sesuai username Anda dan password Anda.
  42. Inilah desktop Debian 6.0 + KDE Anda !!!
  43. Demikianlah Cara Instal Linux Debian 6.0 Squeeze (Terbaru). Mudah bukan ?
Note:untuk setting jaringan, tidak bisa menggunakan versi desktop ini. Solusinya tenggunakan terminal, dengan menekan kombinasi tombol Ctrl+Alt+F1 (setelah login pada versi Desktop) untuk masuk ke Virtual Consoles Debian. Kemudian masuk sebagai "root". Atau pilih Text Mode ketika instalasi.... (untuk Debian mode text)